· Network Layer :
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk
paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan Router dan Switch layer-3
(Switch Manage).
IPv4 panjang
maksimalnya mencapai 32 bit. Terbagi dua bagian diantaranya :
- Net
- Host
Dan dibagi lagi sehingga terdapat 4 komponen dasar dengan formula : W.X.Y.Z dengan maksud bahwa IPv4 hanya memiliki 4 komponen dasar dan dapat diingat dengan formula ini. Masing-masing komponen berisi 8 bit sehingga jika dikalkulasikan jumlahnya memenuhi panjang maksimal dari IPv4 yaitu 32 bit.
Keempat komponen
pun dimasukkan kedalam kelasnya, yang disebut Classfull Addressitas, dimana
terdapat 5 kelas, dan hanya 3 kelas yang sering digunakan untuk IPv4 yaitu
kelas A, B, C sedangkan 2 kelas lainnya digunakan untuk pengembangan kearah IP
address versi 6 (IPv6) yaitu kelas D dan E.
Kelas A.
Mempunyai 1st byte : 0
Panjang Net (Net
Length) : 8
Panjang Host
(Host Length) : 24
Ukuran Panjang
Net dan Host dari tiap kelas tersebut sudah di tetapkan standarisasi badan IP.
Sehingga memiliki IP range :
Untuk IP range
kelas Aminimal : 00000000 dengan hasil kalkulasi bilangan biner yaitu 0 dan
akan menjadi nilai net dari kelas A.
Digit 0 awal diambil dari 1st byte dari kelas tersebut dimana 1st byte kelas A yaitu 0 dan 7 digit terakhir diambil dari nilai minimal bilangan biner yaitu 0 sehingga jumlah IP range sesuai dengan isi dari masing-masing komponen IP (W.X.Y.Z , red) yaitu 8 bit.
Sedangkan untuk IP range kelas A maksimal : 01111111 dengan hasil kalkulasi bilangan biner yaitu 127 dan akan menjadi nilai dari local host dari kelas A.
Sama halnya dengan IP range minimal, digit 0 awal diambil dari 1st byte kelas A dan 7 digit terakhir diambil dari nilai maksimal dari bilangan biner yaitu 1.
IP use (IP yang bias digunakan) : komponen awal IP kelas A harus sesuai dengan aturan, yaitu tidak boleh kurang atau sama dengan nilai net nya yaitu 0 dan tidak boleh lebih dan sama dengan nilai local hostnya yaitu 127.
Sehingga dapat
disebutkan IP yang bisa digunakan di kelas A yaitu : 1.0.0.1
s/d
126.255.255.254
Keterangan tambahan :
Broadcast =
Pemberitahu (Announcer) IP dari sebuah jaringan dan perangkatnya untuk mencari
dan menentukan letak IP tersebut dimana nilai yang telah ditetapkan
standarisasinya yaitu 255 sebagai nilai maksimal dari suatu komponen IP.
Penjelasan IP use :
IP use minimal :
1.0.0.1
Digit awal 1
diambil dari nilai diluar nilai net (minimum IP range) dari kelas tersebut
yaitu kelas A dimana 0 tidak boleh digunakan lagi. Sedangkan digit ke 2 dan 3
diambil nilai minimum dari sebuah bilangan yaitu 0. Dan digit ke empat sama
halnya dengan digit pertama, tidak boleh sama dengan nilai minimum bilangan
biner.
IP use maksimal : 126.255.255.254
Digit awal 126
diambil dari nilai dibawah nilai local host (maksimal IP range) kelas A yaitu
127. Sedangkan digit ke 2 dan 3 diambil dari nilai maksimal dari suatu komponen
IP. Dan digit ke empat 254 diambil dari broadcast dikurangi 1 karena telah
terpakai di nilai minimum IP use.
Penghitungan jumlah net dan host
Net : 2n dimana n diambil dari net length kelas A yaitu 8 dan karena 1 bit telah terpakai sebagai untuk 1st byte sehingga rumus berubah menjadi
2n-1=28-1=27=128
Net kelas A adalah : 128
Net kelas A adalah : 128
Host : 2n-2 dimana n adalah host length masing-masing kelas dimana host length kelas A yaitu 24. Sehingga
2n-2=224-2=16777216-2=16777214
Host kelas A adalah : 16777214
Host kelas A adalah : 16777214
Standarisasi subnet mask kelas A : 255.0.0.0 dimana kelas A hanya mengambil satu komponen awal sebagai net dan sisanya sebagai host. Contoh IP kelas A : 10.4.3.5
Pemberian IP :
·
Fungsi
IP address adalah memberikan suatu identitas kepada host agar dikenali oleh
jaringan. Seperti halnya rumah, maka IP address adalah alamat dari rumah
tersebut yang digunakan sebagai sarana identitas terhadap lingkungan. Sehingga
si A mau mengirimkan surat ke si B, maka surat tersebut dapat dipastikan tidak
akan sampai ke si C.
IP Address
disuatu network tidak boleh sama, badan yang berwenang menangani pengaturan IP
Address adalah IANA(Internet Assigned Numbers Autority). Badan ini berhak
memberikan pengaturan IP address, pada Linux dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu cara permanen dan cara tidak permanent.
a. Cara
Tidak Permanen
Cara ini
dilakukan apabila IP address dari host hanya akan digunakan secara temporer
saja, dan apabila network atau host direboot ulang maka konfigurasi akan
kembali ke standart sebelumnya.
Perintah yang
digunakan adlah ifconfig. Dengan sintaks secara umum:
$ sudo ifconfig
[nama device] [ipaddress] netmask [netmask dari network] broadcast [broadcast
network]
Cek dulu apakah
eternet (eth0) telah diberi IP.
$ sudo ifconfig
eth0 Link
encap:Ethernet HWaddr 00:14:85:2D:61:6A
inet addr:
192.168.0.1 Bcast: 192.168.0.255
Mask:
255.255.255.0
Inet6 addr fe80
:: 85ff : fe2d : 616a/64 Scope : Link
UP BROADCAST
RUNNING MULTICAST MTU : 1500 Metric : 1
RX packets : 118
errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 frame : 0
TX packets : 6
errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 carrier : 0
collisions: 0
txqueuelen : 1000
RX bytes : 38724
(37.8 KiB) TX bytes : 468 (468.0 b)
Interrupt : 117
Base address : 0×6000
lo Link
encap : Local Loopback
inet addr:
127.0.0.1 Mask :255.0.0.0
inet6
addr: :: 1/128 Scope : Host
UP LOOPBACK
RUNNING MTU : 16436 Metric : 1
RX packets : 13
errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 frame : 0
TX packets : 13
errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 carrier : 0
Collisions : 0
txqueuelen : 0
RX bytes : 784
(784.0) TX bytes : 784 (784.0 b)
Pada tampilan
diatas eth0 menyatakan peralatan LAN Card, yang memiliki IP Address
192.168.0.1, sedangkan lo menyatakan loppback dengan IP 127.0.0.1. Selain
parameter diatas ada beberapa informasi yang sangat perlu antara lain:
· Hwaddr :
Merupakan informasi yang menyatakan identitas khusus dari kartu jaringan yang
kita miliki, pada setiap kartu jaringan selalu berbeda.
· Bcast :
Merupakan alamat broadcast cari jaringan.
· Mask :
Merupakan Netmask dari jaringan kita, dalam hal ini jaringan kita ada pada
class C.
$ sudo ifconfig
eth0 192.168.231.212 broadcast 192.168.231.255
Cek lagi apakah
telah berubah :
$ sudo ifconfig
eth0 Link
encap:Ethernet HWaddr 00:02:44:5C:56:5A
inet addr:
192.168.231.212 Bcast: 192.168.231.255
Mask:
255.255.255.0
Inet6 addr fe80
:: 85ff : fe2d : 616a/64 Scope : Link
UP BROADCAST
RUNNING MULTICAST MTU : 1500 Metric : 1
RX packets : 118
errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 frame : 0
TX packets : 6
errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 carrier : 0
collisions: 0
txqueuelen : 1000
RX bytes : 38724
(37.8 KiB) TX bytes : 468 (468.0 b)
Interrupt : 117
Base address : 0×6000
lo Link encap
: Local Loopback
inet addr:
127.0.0.1 Mask :255.0.0.0
inet6
addr: :: 1/128 Scope : Host
UP LOOPBACK
RUNNING MTU : 16436 Metric : 1
RX packets : 13
errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 frame : 0
TX packets : 13
errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 carrier : 0
Collisions : 0
txqueuelen : 0
RX bytes :
1815420 (1.7 Mb) TX bytes : 1815420 (1.7 Mb)
b. Cara
Permanen
Pengubahan dari
IP dengan cara permanen dapat dilakukan dengan mengedit file konfigurasinya.
Yaitu pada /etc/network/interfaces.
Lakukan checking
denagn tool ifconfig.
$ sudo vi
/etc/network/interfaces
# This file
describes the network interfaces available on your system
# and how
to activate them. For more information, see interfaces (5).
# The loopback
network interfaces
auto lo
if face lo inet
loopback
# The primary
network interfaces
auto eth0
iface eth0 inet
static
network
192.168.0.0
broadcast
192.168.0.255
address
192.168.123.3
netmask
255.255.255.0
dari file
tersebut hal yang harus ada dan perlu diedit adalah :
lo : Device
loopback
eth0 :
device Ethernet 0
address : Alamat
network jaringan
netmask : Alamat
netmask dari type jaringan
gateway : Alamat
gateway jaringan.
Selanjutnya
restartlah network anda.
$ sudo
/etc/init.d/networking start
$ sudo
/etc/init.d/networking stop
Lakukan prosedur
ICMP (ping) pada IP kita, apakah telah berjalan.
# ping
192.168.231.7
root@edubuntu
:-# ping 192.168.123.7
PING 192.168.123.7
(192.168.123.7) 56(84) bytes of data.
64 bytes from
192.168.123.7: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.861 ms
64 bytes from
192.168.123.7: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.106 ms
64 bytes from
192.168.123.7: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.121 ms
— 192.168.123.7
ping statistic —
3 packets
transmitted, 3 received, 0% packet loss, time 2999ms
c. Setting
DHCP (Dinamic Host Configuration Protocol)
DHCP merupakan
salah satu cara pemberian suatu IP pada host dengan cara client server,
computer client akan diberi IP oleh server sesuai dengan konfigurasi yang kita
buat. Pemberian IP dapa dilakukan dengan dua cara:
a. IP
diberikan oleh server secara random, sesuai dengan range yang kita tentukan IP diberikan sesuai
dengan konfigurasi, diman kita telah menentukan suatu host dengan IP terentu.
·
Internetworking : Zaman sekarang, Internet dan World Wide Web (WWW) sangat populer di seluruh dunia.
Banyak masyarakat yang membutuhkan aplikasi yang berbasis Internet, seperti
E-Mail dan akses Web melalui internet. Sehingga makin banyak aplikasi bisnis
yang berkembang berjalan di atas internet. Transmission Control
Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) merupakan protokol yang melandasi internet
dan jaringan dunia. Pada bab ini, akan dijelaskan tentang protokol TCP/IP, bagaimana
internet terbentuk, dan bagaimana perkembangannya kedepan.
1) Model Arsitektur TCP/IP
Protokol TCP/IP terbentuk dari 2 komponen yaitu Transmission Control Protocol
(TCP) dan Internet Protocol (IP).
2) Internetworking
Tujuan dari TCP/IP
adalah untuk membangun suatu koneksi antar jaringan (network),
dimana biasa disebut internetwork, atau intenet, yang menyediakan pelayanan komunikasi antar jaringan yang memiliki bentuk fisik yang beragam. Tujuan yang jelas adalah menghubungkan empunya (hosts) pada jaringan yang berbeda, atau mungkin terpisahkan secara geografis pada area yang luas.
dimana biasa disebut internetwork, atau intenet, yang menyediakan pelayanan komunikasi antar jaringan yang memiliki bentuk fisik yang beragam. Tujuan yang jelas adalah menghubungkan empunya (hosts) pada jaringan yang berbeda, atau mungkin terpisahkan secara geografis pada area yang luas.
Contoh Internet
– Dimana keduanya terlihat dalam sama sebagai 1 logikal
jaringan
jaringan
Internet dapat
digolongkan menjadi beberapa group jaringan, antara lain:
• Backbone: Jaringan besar yang menghubungkan antar jaringan lainnya. Contoh :
NSFNET yang merupakan jaringan backbone dunia di Amerika, EBONE yang
merupakan jaringan backbone di Eropa, dan lainnya.
• Jaringan regional, contoh: jaringan antar kampus.
• Jaringan yang
bersifat komersial dimana menyediakan koneksi menuju backbone
kepada pelanggannya.
kepada pelanggannya.
• Jaringan
lokal, contoh: jaringan dalam sebuah kampus.
Aspek lain yang
penting dari TCP/IP adalah membentuk suatu standarisasi dalam komunikasi. Tiap-tiap bentuk fisik suatu jaringan memiliki teknologi yang
berbeda-beda, sehingga diperlukan pemrograman atau fungsi khusus untuk digunakan dalam
komunikasi. TCP/IP memberikan fasilitas khusus yang bekerja diatas pemrograman atau fungsi
khusus tersebut dari masing-masing fisik jaringan. Sehingga bentuk arsitektur dari
fisik jaringan akan tersamarkan dari pengguna dan pembuat aplikasi jaringan. Dengan TCP/IP,
pengguna tidak perlu lagi memikirkan bentuk fisik jaringan untuk melakukan sebuah
komunikasi. Sebagai contoh pada Gambar 1.1, untuk dapat berkomunikasi antar 2 jaringan, diperlukan komputer yang terhubung dalam suatu perangkat yang dapat meneruskan
suatu paket data dari jaringan yang satu ke jaringan yang lain. Perangkat tersebut
disebut Router. Selain itu router juga digunakan sebagai pengarah jalur (routing). Untuk dapat mengidentifikasikan host diperlukan sebuah alamat, disebut alamat
IP (IP address). Apabila sebuah host memiliki beberapa perangkat jaringan
(interface), seperti router, maka setiap interface harus memiliki sebuah IP address yang unik. IP
address terdiri dari 2 bagian, yaitu :
IP address =
<nomer jaringan><nomer host>
Subnetting adalah proses
memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut
"subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk
jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu
router -router dalam jaringan multi).
Subnetting
|
Subnet Mask Notasi
Ada dua bentuk notasi subnet,
notasi standar dan CIDR (Classless Internet Domain Routing) notasi. Kedua versi
dari notasi menggunakan alamat dasar (atau alamat jaringan) untuk menentukan
titik awal jaringan, seperti 192.168.1.0. Ini berarti bahwa jaringan dimulai di
192.168.1.0 dan host mungkin pertama alamat IP di subnet ini akan
192.168.1.1.
Dalam standar subnet mask
notasi, empat oktet nilai numerik digunakan sebagai dengan alamat dasar,
misalnya 255.255.255.0. Topeng standar dapat dihitung dengan menciptakan empat
biner oktet nilai untuk masing-masing, dan menempatkan biner digit .1.
dengan ramuan jaringan, dan menempatkan digit biner 0. dengan ramuan jaringan.
Pada contoh di atas nilai ini akan menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000.
Dalam kombinasi dengan alamat dasar yang Anda memiliki definisi subnet, dalam
hal ini subnet dalam notasi standar akan 192.168.1.0 255.255.255.0.
Dalam notasi CIDR, jumlah 1.s
dalam versi biner dari topeng dihitung dari kiri, dan jumlah yang ditambahkan
ke akhir dari alamat dasar setelah slash (/). Pada contoh di sini subnet akan
dicatatkan dalam notasi CIDR sebagai 192.168.1.0/24.
Kapan Subnetting Digunakan?
Subnet dibuat untuk membatasi
ruang lingkup lalu lintas siaran, untuk menerapkan keamanan jaringan
tindakan, untuk memisahkan segmen jaringan berdasarkan fungsi, dan / atau untuk
membantu dalam menyelesaikan masalah kemacetan jaringan. Subnet A biasanya terdiri dari
router jaringan, sebuah switch atau hub, dan setidaknya satu host.
Bagaimana saya bisa Hitunglah
Jumlah maksimum Host untuk Subnet Mask?
Untuk menghitung jumlah
maksimum host untuk subnet mask, mengambil dua dan meningkatkan itu dengan
jumlah bit yang dialokasikan untuk subnet (menghitung jumlah 0.s nilai subnet
mask biner) dan kurangi dua. Anda harus kurangi dua dari nilai yang dihasilkan
karena nilai pertama dalam kisaran alamat IP (semua 0s) disediakan untuk alamat
jaringan, dan nilai terakhir dalam kisaran alamat IP (semua 1s) disediakan
untuk alamat broadcast jaringan. Misalnya, DSL jaringan biasa digunakan 8
bit untuk subnet mereka. Jumlah host diijinkan untuk suatu jaringan DSL dapat
dihitung dengan rumus berikut: host max = (2 ^ 8) -2 = 254 host.
Ketika Anda subnet jaringan,
jumlah bit diwakili oleh subnet mask akan berkurang. Anda mengurangi oktet
dalam rangka mulai dari nilai paling kanan dan lanjutkan kiri saat Anda
mencapai nilai nol. Topeng nilai turun sebesar kelipatan dari dua setiap kali
Anda memisahkan jaringan ke dalam subnet yang lebih. Nilai adalah 255, 254 *,
252, 248, 240, 224, 224, 192, 128. Setiap penurunan menunjukkan bahwa sedikit
tambahan telah dialokasikan. Setelah 128, bit berikutnya dialokasikan akan
mengurangi oktet keempat ke 0, dan oktet ketiga akan mengikuti perkembangan
yang sama 8-angka.
Sebagai contoh, subnet mask
angka desimal bertitik dari 255.255.255.255 menunjukkan bahwa tidak ada bit
telah dialokasikan dan jumlah maksimum host adalah 1 (0 ^ 1 = 1). Subnet mask
255.255.255.128 menunjukkan bahwa jumlah maksimal host adalah 128. Dan subnet
mask 255.255.128.0 menunjukkan bahwa jumlah maksimum host 32.786.
* 254 bukan angka yang benar
untuk oktet keempat karena tidak ada alamat yang tersedia untuk host. yaitu (2
^ 1) -2 = 0.
·
Konsep
Routing
1. Pemahaman
Routing
Routing adalah proses
dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router
membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router
menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing
tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan.
Routing memiliki dua fungsi dasar, yakni:
1. Fungsi penentuan jalur. Router berfungsi menentukan jalur yang akan dilewati oleh paket-paket data agar sampai ke tujuan.
2. Fungsi switching.
Router berfungsi sebagai switching karena dapat meneruskan paket.
Untuk bisa
melakukan routing paket, ada hal-hal yang harus diketahui :
a.
Alamat tujuan
b. Router-router
tetangga dari mana sebuah router bisa mempelajari tentang network remote
c. Route yang mungkin
ke semua network remote
d. Route terbaik untuk setiap network remote
Router menyimpan routing table
yang menggambarkan bagaimana menemukan network-network remote.
Jenis-jenis routing adalah :
a. Routing statis
b. Routing default
c. Routing dinamis
a.
Routing Statis
Merupakan suatu
mekanisme routing yang dikonfigurasi secara manual oleh admin jaringan melalui
tabel routing dan dimaintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran
informasi routing tabel secara dinamis dengan router-router lainnya
Sebuah router akan meneruskan paket-paket data kepada alamat jaringan tujuan yang ada pada tabel routing. Jika tidak terdapat alamat jaringan tujuan pada tabel routing, maka paket data akan diteruskan melalui routing default.
Sebuah router akan meneruskan paket-paket data kepada alamat jaringan tujuan yang ada pada tabel routing. Jika tidak terdapat alamat jaringan tujuan pada tabel routing, maka paket data akan diteruskan melalui routing default.
2. Mengkonfigurasi static routing
Membangun static
routing pada router-router tidak begitu sulit. Anda tinggal masuk ke global
configuration mode dan jalankan formula berikut pada masing-masing router yang
akan dikonfigurasikan :
Ip route
<destination><mask><next_hop_address>
Berikut ini
adalah detail untuk masing-masing opsi :
•
Ip route : perintah untuk membuat static routing itu sendiri
•
Destination : network tujuan yang hendak ditambahkan ke routing table
•
Mask : subnet mask yang digunakan dalam network
•
Next_hop_address : address dari hop router selanjutnya, yakni yang akan
menerima paket dan mem-forward-nya lagi ke network remote. Tidak lain berupa
interface router dari router dari network yang terkoneksi secara
langsung.
Contoh :
Router(config)#ip
route 10.252.0.0 255.255.255.0 172.16.0.2
Artinya :
Ip network tujuan : 10.252.0.0
Mask : 255.255.255.0
IP Next hop : 172.16.0.2
Routing statis terjadi jika Admin secara manual menambahkan route-route di
routing table dari setiap router.Routing statis memiliki kentungan-keuntungan
berikut:
• Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah dibandingkan dengan router dinamis)
• Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah dibandingkan dengan router dinamis)
•
Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.
•
Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk
mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja.
mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja.
Routing statis memiliki kerugian-kerugian berikut:
•
Administrasi harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap
router
dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar.
dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar.
•
Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, Administrasi harus menambahkan
sebuah route kesemua router secara manual.
sebuah route kesemua router secara manual.
•
Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya
akan
menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri
menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri
b. Routing Default
Routing default digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual
menambahkan router ke sebuah network tujuan yang remote yang tidak ada di
routing table, ke router hop berikutnya. Bisanya digunakan pada jaringan yg
hanya memiliki satu jalur keluar.
c.
Routing Dinamis
Routing dinamis mengijinkan router-router untuk pertukaran informasi tentang
jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk
membangun dan melakukan perawatan tabel routingnya secara otomatis.
Routed dan Routing Protocol
Protocol tidak lain deskripsi formal dari set atau rule-rule dan konversi yang
menentukan
bagaimana device-device dalam sebuah network bertukar informasi. Berikut dua tipe dasar protocol.
• Routed protocol
bagaimana device-device dalam sebuah network bertukar informasi. Berikut dua tipe dasar protocol.
• Routed protocol
Merupakan protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah router. Routed
protocol
memungkinkan router untuk secara tepat menginterpretasikan logical network.
Contoh dari routed protocol : IP, IPX, AppleTalk, dan DECnet.
memungkinkan router untuk secara tepat menginterpretasikan logical network.
Contoh dari routed protocol : IP, IPX, AppleTalk, dan DECnet.
• Routing protocol
Protokol-protokol ini digunakan untuk merawat routing table pada router-router.
Contoh dari routing protocol diantaranya OSPF, RIP, BGP, IGRP, dan EIGRP
Contoh dari routing protocol diantaranya OSPF, RIP, BGP, IGRP, dan EIGRP
1. RIP Routing Information Protocol.
Distance vector protocol merawat daftar jarak tempuh ke
network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus
lalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan.
RIP dibatasi
hanya sampai 15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk
semua
RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil.
RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil.
2. OSPF Open Shortest Path First.
Link state protocol menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk
menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari
keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim. Jika terjadi
perubahan konfigurasi.OSPF cocok untuk jaringan besar.
3. EIGRP Enhanced Interior Gateway Routing Protocol.
Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke
jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol.
Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan.
Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
4. BGP
Merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk
merawat path-path ke jaringan lainnya. Up date-update dikirim melalui koneksi TCP.
Routing Protocol
Terdapat tiga klas routing protocol
1. Distance
vector
Protocol distance-vector menemukan jalur terbaik ke sebuah network remote dengan
menilai jarak.Route dengan jarak hop yang paling sedikit ke network yang dituju, akan
menjadi route terbaik. Baik RIP dan IGRP adalah routing protocol jenis distance-vector.
RIP dan IGRP mengirim semua routing table ke router-router yang terhubung secara lansung.
2. Link state
Atau
disebut juga protocol shortest-path-first, setiap router akan menciptakan
tiga buah table terpisah. Satu dari table ini akan mencatat perubahan dari network-network
yang terhubung secara langsung, satu table lain menentukan topologi dari keseluruhan
internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table.
OSPF adalah sebuah routing protocol IP yang sepenuhnya link-state. Protocol link-state
mengirim update-update yang berisi status dari link mereka sendiri ke semua router
lain di network.
tiga buah table terpisah. Satu dari table ini akan mencatat perubahan dari network-network
yang terhubung secara langsung, satu table lain menentukan topologi dari keseluruhan
internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table.
OSPF adalah sebuah routing protocol IP yang sepenuhnya link-state. Protocol link-state
mengirim update-update yang berisi status dari link mereka sendiri ke semua router
lain di network.
3. Hybrid Protokol
Hybrid
menggunakan aspek-aspek dari routing protokol jenis distance-vector dan routing
protocol jenis link-state--sebagai contoh adalah EIGRP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar