Senin, 18 November 2013

Materi - 8 ( Layer Network )

·     Network Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan                       kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan Router dan Switch                        layer-3 (Switch Manage).

     IPv4 panjang maksimalnya mencapai 32 bit. Terbagi dua bagian diantaranya :

- Net
- Host

Dan dibagi lagi sehingga terdapat 4 komponen dasar dengan formula : W.X.Y.Z dengan maksud bahwa IPv4 hanya memiliki 4 komponen dasar dan dapat diingat dengan formula ini. Masing-masing komponen berisi 8 bit sehingga jika dikalkulasikan jumlahnya memenuhi panjang maksimal dari IPv4 yaitu 32 bit.
Keempat komponen pun dimasukkan kedalam kelasnya, yang disebut Classfull Addressitas, dimana terdapat 5 kelas, dan hanya 3 kelas yang sering digunakan untuk IPv4 yaitu kelas A, B, C sedangkan 2 kelas lainnya digunakan untuk pengembangan kearah IP address versi 6 (IPv6) yaitu kelas D dan E.

Kelas A.

Mempunyai 1st byte : 0
Panjang Net (Net Length) : 8
Panjang Host (Host Length) : 24
Ukuran Panjang Net dan Host dari tiap kelas tersebut sudah di tetapkan standarisasi badan IP.

Sehingga memiliki IP range :
Untuk IP range kelas Aminimal : 00000000 dengan hasil kalkulasi bilangan biner yaitu 0 dan akan menjadi nilai net dari kelas A.

Digit 0 awal diambil dari 1st byte dari kelas tersebut dimana 1st byte kelas A yaitu 0 dan 7 digit terakhir diambil dari nilai minimal bilangan biner yaitu 0 sehingga jumlah IP range sesuai dengan isi dari masing-masing komponen IP (W.X.Y.Z , red) yaitu 8 bit.
Sedangkan untuk IP range kelas A maksimal : 01111111 dengan hasil kalkulasi bilangan biner yaitu 127 dan akan menjadi nilai dari local host dari kelas A.
Sama halnya dengan IP range minimal, digit 0 awal diambil dari 1st byte kelas A dan 7 digit terakhir diambil dari nilai maksimal dari bilangan biner yaitu 1.

IP use (IP yang bias digunakan) : komponen awal IP kelas A harus sesuai dengan aturan, yaitu tidak boleh kurang atau sama dengan nilai net nya yaitu 0 dan tidak boleh lebih dan sama dengan nilai local hostnya yaitu 127.
Sehingga dapat disebutkan IP yang bisa digunakan di kelas A yaitu : 1.0.0.1  s/d 126.255.255.254

Keterangan tambahan :
Broadcast = Pemberitahu (Announcer) IP dari sebuah jaringan dan perangkatnya untuk mencari dan menentukan letak IP tersebut dimana nilai yang telah ditetapkan standarisasinya yaitu 255 sebagai nilai maksimal dari suatu komponen IP.

Penjelasan IP use :
IP use minimal : 1.0.0.1
Digit awal 1 diambil dari nilai diluar nilai net (minimum IP range) dari kelas tersebut yaitu kelas A dimana 0 tidak boleh digunakan lagi. Sedangkan digit ke 2 dan 3 diambil nilai minimum dari sebuah bilangan yaitu 0. Dan digit ke empat sama halnya dengan digit pertama, tidak boleh sama dengan nilai minimum bilangan biner.

IP use maksimal : 126.255.255.254
Digit awal 126 diambil dari nilai dibawah nilai local host (maksimal IP range) kelas A yaitu 127. Sedangkan digit ke 2 dan 3 diambil dari nilai maksimal dari suatu komponen IP. Dan digit ke empat 254 diambil dari broadcast dikurangi 1 karena telah terpakai di nilai minimum IP use.

Penghitungan jumlah net dan host

Net : 2n dimana n diambil dari net length kelas A yaitu 8 dan karena 1 bit telah terpakai sebagai untuk 1st byte sehingga rumus berubah menjadi
2n-1=28-1=27=128
Net kelas A adalah : 128

Host : 2n-2 dimana n adalah host length masing-masing kelas dimana host length kelas A yaitu 24. Sehingga
2n-2=224-2=16777216-2=16777214
Host kelas A adalah : 16777214

Standarisasi subnet mask kelas A : 255.0.0.0 dimana kelas A hanya mengambil satu komponen awal sebagai net dan sisanya sebagai host. Contoh IP kelas A : 10.4.3.5

Pemberian IP :

·         Fungsi IP address adalah memberikan suatu identitas kepada host agar dikenali oleh jaringan. Seperti halnya rumah, maka IP address adalah alamat dari rumah tersebut yang digunakan sebagai sarana identitas terhadap lingkungan. Sehingga si A mau mengirimkan surat ke si B, maka surat tersebut dapat dipastikan tidak akan sampai ke si C.

IP Address disuatu network tidak boleh sama, badan yang berwenang menangani pengaturan IP Address adalah IANA(Internet Assigned Numbers Autority). Badan ini berhak memberikan pengaturan IP address, pada Linux dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara permanen dan cara tidak permanent.

a. Cara Tidak Permanen

Cara ini dilakukan apabila IP address dari host hanya akan digunakan secara temporer saja, dan apabila network atau host direboot ulang maka konfigurasi akan kembali ke standart sebelumnya.
Perintah yang digunakan adlah ifconfig. Dengan sintaks secara umum:
$ sudo ifconfig [nama device] [ipaddress] netmask [netmask dari network] broadcast [broadcast network]
Cek dulu apakah eternet (eth0) telah diberi IP.

$ sudo ifconfig

eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:14:85:2D:61:6A

inet addr: 192.168.0.1 Bcast: 192.168.0.255

Mask: 255.255.255.0

Inet6 addr fe80 :: 85ff : fe2d : 616a/64 Scope : Link

UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU : 1500 Metric : 1

RX packets : 118 errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 frame : 0

TX packets : 6 errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 carrier : 0

collisions: 0 txqueuelen : 1000

RX bytes : 38724 (37.8 KiB) TX bytes : 468 (468.0 b)

Interrupt : 117 Base address : 0×6000

lo Link encap : Local Loopback

inet addr: 127.0.0.1 Mask :255.0.0.0

inet6 addr: :: 1/128 Scope : Host

UP LOOPBACK RUNNING MTU : 16436 Metric : 1

RX packets : 13 errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 frame : 0

TX packets : 13 errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 carrier : 0

Collisions : 0 txqueuelen : 0

RX bytes : 784 (784.0) TX bytes : 784 (784.0 b)

Pada tampilan diatas eth0 menyatakan peralatan LAN Card, yang memiliki IP Address 192.168.0.1, sedangkan lo menyatakan loppback dengan IP 127.0.0.1. Selain parameter diatas ada beberapa informasi yang sangat perlu antara lain:

· Hwaddr : Merupakan informasi yang menyatakan identitas khusus dari kartu jaringan yang kita miliki, pada                   setiap kartu jaringan selalu berbeda.
· Bcast : Merupakan alamat broadcast cari jaringan.
· Mask : Merupakan Netmask dari jaringan kita, dalam hal ini jaringan kita ada pada class C.

$ sudo ifconfig eth0 192.168.231.212 broadcast 192.168.231.255

Cek lagi apakah telah berubah :

$ sudo ifconfig

eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:02:44:5C:56:5A

inet addr: 192.168.231.212 Bcast: 192.168.231.255

Mask: 255.255.255.0

Inet6 addr fe80 :: 85ff : fe2d : 616a/64 Scope : Link

UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU : 1500 Metric : 1

RX packets : 118 errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 frame : 0

TX packets : 6 errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 carrier : 0

collisions: 0 txqueuelen : 1000

RX bytes : 38724 (37.8 KiB) TX bytes : 468 (468.0 b)

Interrupt : 117 Base address : 0×6000

lo Link encap : Local Loopback

inet addr: 127.0.0.1 Mask :255.0.0.0

inet6 addr: :: 1/128 Scope : Host

UP LOOPBACK RUNNING MTU : 16436 Metric : 1

RX packets : 13 errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 frame : 0

TX packets : 13 errors : 0 dropped : 0 overruns : 0 carrier : 0

Collisions : 0 txqueuelen : 0

RX bytes : 1815420 (1.7 Mb) TX bytes : 1815420 (1.7 Mb)


b. Cara Permanen

Pengubahan dari IP dengan cara permanen dapat dilakukan dengan mengedit file konfigurasinya. Yaitu pada /etc/network/interfaces.

Lakukan checking denagn tool ifconfig.

$ sudo vi /etc/network/interfaces

# This file describes the network interfaces available on your system

# and how to activate them. For more information, see interfaces (5).

# The loopback network interfaces

auto lo

if face lo inet loopback

# The primary network interfaces

auto eth0

iface eth0 inet static

network 192.168.0.0

broadcast 192.168.0.255

address 192.168.123.3

netmask 255.255.255.0

dari file tersebut hal yang harus ada dan perlu diedit adalah :

lo : Device loopback

eth0 : device Ethernet 0

address : Alamat network jaringan
netmask : Alamat netmask dari type jaringan
gateway : Alamat gateway jaringan.

Selanjutnya restartlah network anda.

$ sudo /etc/init.d/networking start

$ sudo /etc/init.d/networking stop

Lakukan prosedur ICMP (ping) pada IP kita, apakah telah berjalan.

# ping 192.168.231.7

root@edubuntu :-# ping 192.168.123.7

PING 192.168.123.7 (192.168.123.7) 56(84) bytes of data.
64 bytes from 192.168.123.7: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.861 ms
64 bytes from 192.168.123.7: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.106 ms
64 bytes from 192.168.123.7: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.121 ms
— 192.168.123.7 ping statistic —

3 packets transmitted, 3 received, 0% packet loss, time 2999ms



c. Setting DHCP (Dinamic Host Configuration Protocol)

DHCP merupakan salah satu cara pemberian suatu IP pada host dengan cara client server, computer client akan diberi IP oleh server sesuai dengan konfigurasi yang kita buat. Pemberian IP dapa dilakukan dengan dua cara:

a. IP diberikan oleh server secara random, sesuai dengan range yang kita tentukan IP diberikan sesuai dengan konfigurasi, diman kita telah menentukan suatu host dengan IP terentu.





·       
    Internetworking : Zaman sekarang, Internet dan World Wide Web (WWW) sangat populer di seluruh dunia. Banyak masyarakat yang membutuhkan aplikasi yang berbasis Internet, seperti E-Mail dan akses Web melalui internet. Sehingga makin banyak aplikasi bisnis yang berkembang berjalan di atas internet. Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) merupakan protokol yang melandasi internet dan jaringan dunia. Pada bab ini, akan dijelaskan tentang protokol TCP/IP, bagaimana internet terbentuk, dan bagaimana perkembangannya kedepan.

1) Model Arsitektur TCP/IP

Protokol TCP/IP terbentuk dari 2 komponen yaitu Transmission Control Protocol
(TCP) dan Internet Protocol (IP).

2) Internetworking

Tujuan dari TCP/IP adalah untuk membangun suatu koneksi antar jaringan (network),
dimana biasa disebut internetwork, atau intenet, yang menyediakan pelayanan komunikasi antar jaringan yang memiliki bentuk fisik yang beragam. Tujuan yang jelas adalah menghubungkan empunya (hosts) pada jaringan yang berbeda, atau mungkin terpisahkan secara geografis pada area yang luas.


Contoh Internet – Dimana keduanya terlihat dalam sama sebagai 1 logikal
jaringan
Internet dapat digolongkan menjadi beberapa group jaringan, antara lain:

• Backbone: Jaringan besar yang menghubungkan antar jaringan lainnya. Contoh :
NSFNET yang merupakan jaringan backbone dunia di Amerika, EBONE yang
merupakan jaringan backbone di Eropa, dan lainnya.

• Jaringan regional, contoh: jaringan antar kampus.
• Jaringan yang bersifat komersial dimana menyediakan koneksi menuju backbone
kepada pelanggannya.
• Jaringan lokal, contoh: jaringan dalam sebuah kampus.

   Aspek lain yang penting dari TCP/IP adalah membentuk suatu standarisasi dalam komunikasi. Tiap-tiap bentuk fisik suatu jaringan memiliki teknologi yang berbeda-beda, sehingga diperlukan pemrograman atau fungsi khusus untuk digunakan dalam komunikasi. TCP/IP memberikan fasilitas khusus yang bekerja diatas pemrograman atau fungsi khusus tersebut dari masing-masing fisik jaringan. Sehingga bentuk arsitektur dari fisik jaringan akan tersamarkan dari pengguna dan pembuat aplikasi jaringan. Dengan TCP/IP, pengguna tidak perlu lagi memikirkan bentuk fisik jaringan untuk melakukan sebuah komunikasi. Sebagai contoh pada Gambar 1.1, untuk dapat berkomunikasi antar 2 jaringan, diperlukan komputer yang terhubung dalam suatu perangkat yang dapat meneruskan suatu paket data dari jaringan yang satu ke jaringan yang lain. Perangkat tersebut disebut Router. Selain itu router juga digunakan sebagai pengarah jalur (routing). Untuk dapat mengidentifikasikan host diperlukan sebuah alamat, disebut alamat IP (IP address). Apabila sebuah host memiliki beberapa perangkat jaringan (interface), seperti router, maka setiap interface harus memiliki sebuah IP address yang unik. IP address terdiri dari 2 bagian, yaitu :

IP address = <nomer jaringan><nomer host>



Subnetting adalah proses memecah suatu  IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu  router -router dalam jaringan multi).


                 Subnetting
              Subnet Mask Notasi

Ada dua bentuk notasi subnet, notasi standar dan CIDR (Classless Internet Domain Routing) notasi. Kedua versi dari notasi menggunakan alamat dasar (atau alamat jaringan) untuk menentukan titik awal jaringan, seperti 192.168.1.0. Ini berarti bahwa jaringan dimulai di 192.168.1.0 dan host mungkin pertama  alamat IP di subnet ini akan 192.168.1.1.

Dalam standar subnet mask notasi, empat oktet nilai numerik digunakan sebagai dengan alamat dasar, misalnya 255.255.255.0. Topeng standar dapat dihitung dengan menciptakan empat  biner oktet nilai untuk masing-masing, dan menempatkan biner digit .1. dengan ramuan jaringan, dan menempatkan digit biner 0. dengan ramuan jaringan. Pada contoh di atas nilai ini akan menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000. Dalam kombinasi dengan alamat dasar yang Anda memiliki definisi subnet, dalam hal ini subnet dalam notasi standar akan 192.168.1.0 255.255.255.0.

Dalam notasi CIDR, jumlah 1.s dalam versi biner dari topeng dihitung dari kiri, dan jumlah yang ditambahkan ke akhir dari alamat dasar setelah slash (/). Pada contoh di sini subnet akan dicatatkan dalam notasi CIDR sebagai 192.168.1.0/24.

Kapan Subnetting Digunakan?

Subnet dibuat untuk membatasi ruang lingkup lalu lintas siaran, untuk menerapkan  keamanan jaringan tindakan, untuk memisahkan segmen jaringan berdasarkan fungsi, dan / atau untuk membantu dalam menyelesaikan masalah kemacetan jaringan. Subnet A biasanya terdiri dari router jaringan, sebuah switch atau hub, dan setidaknya satu host.

Bagaimana saya bisa Hitunglah Jumlah maksimum Host untuk Subnet Mask?

Untuk menghitung jumlah maksimum host untuk subnet mask, mengambil dua dan meningkatkan itu dengan jumlah bit yang dialokasikan untuk subnet (menghitung jumlah 0.s nilai subnet mask biner) dan kurangi dua. Anda harus kurangi dua dari nilai yang dihasilkan karena nilai pertama dalam kisaran alamat IP (semua 0s) disediakan untuk alamat jaringan, dan nilai terakhir dalam kisaran alamat IP (semua 1s) disediakan untuk alamat broadcast jaringan. Misalnya,  DSL jaringan biasa digunakan 8 bit untuk subnet mereka. Jumlah host diijinkan untuk suatu jaringan DSL dapat dihitung dengan rumus berikut: host max = (2 ^ 8) -2 = 254 host.

Ketika Anda subnet jaringan, jumlah bit diwakili oleh subnet mask akan berkurang. Anda mengurangi oktet dalam rangka mulai dari nilai paling kanan dan lanjutkan kiri saat Anda mencapai nilai nol. Topeng nilai turun sebesar kelipatan dari dua setiap kali Anda memisahkan jaringan ke dalam subnet yang lebih. Nilai adalah 255, 254 *, 252, 248, 240, 224, 224, 192, 128. Setiap penurunan menunjukkan bahwa sedikit tambahan telah dialokasikan. Setelah 128, bit berikutnya dialokasikan akan mengurangi oktet keempat ke 0, dan oktet ketiga akan mengikuti perkembangan yang sama 8-angka.

Sebagai contoh, subnet mask angka desimal bertitik dari 255.255.255.255 menunjukkan bahwa tidak ada bit telah dialokasikan dan jumlah maksimum host adalah 1 (0 ^ 1 = 1). Subnet mask 255.255.255.128 menunjukkan bahwa jumlah maksimal host adalah 128. Dan subnet mask 255.255.128.0 menunjukkan bahwa jumlah maksimum host 32.786.

* 254 bukan angka yang benar untuk oktet keempat karena tidak ada alamat yang tersedia untuk host. yaitu (2 ^ 1) -2 = 0.



·         Konsep Routing



1. Pemahaman Routing 
    Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. 

Routing memiliki dua fungsi dasar, yakni:

1.    Fungsi penentuan jalur. Router berfungsi menentukan jalur yang akan dilewati oleh paket-paket data              agar sampai ke tujuan. 
2.    Fungsi switching. Router berfungsi sebagai switching karena dapat meneruskan paket. 

Untuk bisa  melakukan routing paket, ada hal-hal yang harus diketahui :
a.    Alamat tujuan
b.    Router-router tetangga dari mana sebuah router bisa mempelajari tentang network remote
c.    Route yang mungkin ke semua network remote
d.    Route terbaik untuk setiap network remote

Router menyimpan routing table yang menggambarkan bagaimana menemukan network-network remote.

Jenis-jenis routing adalah :

a.    Routing statis
b.    Routing default
c.    Routing dinamis

a.    Routing Statis
Merupakan suatu mekanisme routing yang dikonfigurasi secara manual oleh admin jaringan melalui tabel routing dan dimaintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing tabel secara dinamis dengan router-router lainnya
Sebuah router akan meneruskan paket-paket data kepada alamat jaringan tujuan yang ada pada tabel routing. Jika tidak terdapat alamat jaringan tujuan pada tabel routing, maka paket data akan diteruskan melalui routing default.


2. Mengkonfigurasi static routing 
Membangun static routing pada router-router tidak begitu sulit. Anda tinggal masuk ke global configuration mode dan jalankan formula berikut pada masing-masing router yang akan dikonfigurasikan : 
Ip route <destination><mask><next_hop_address> 
Berikut ini adalah detail untuk masing-masing opsi : 
•    Ip route : perintah untuk membuat static routing itu sendiri 
•    Destination : network tujuan yang hendak ditambahkan ke routing table 
•    Mask : subnet mask yang digunakan dalam network 
•    Next_hop_address : address dari hop router selanjutnya, yakni yang akan menerima paket dan mem-forward-nya lagi ke network remote. Tidak lain berupa interface router dari router dari network yang terkoneksi secara langsung. 
Contoh :

Router(config)#ip route 10.252.0.0 255.255.255.0 172.16.0.2

Artinya : 
    Ip network tujuan : 10.252.0.0
    Mask : 255.255.255.0 
    IP Next hop : 172.16.0.2 

    Routing statis terjadi jika Admin secara manual menambahkan route-route di routing table dari setiap router.Routing statis memiliki kentungan-keuntungan berikut:
•    Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah dibandingkan dengan             router dinamis)
•    Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.
•    Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk
      mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja.


    Routing statis memiliki kerugian-kerugian berikut:
•    Administrasi harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap router
     dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar.
•    Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, Administrasi harus menambahkan
     sebuah route kesemua router secara manual.
•    Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya akan
      menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri

b.    Routing Default
       Routing default digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual menambahkan router ke sebuah network tujuan yang remote yang tidak ada di routing table, ke router hop berikutnya. Bisanya digunakan pada jaringan yg hanya memiliki satu jalur keluar. 

c.    Routing Dinamis
       Routing dinamis mengijinkan router-router untuk pertukaran informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan melakukan perawatan tabel routingnya secara otomatis. 

Routed dan Routing Protocol
     Protocol tidak lain deskripsi formal dari set atau rule-rule dan konversi yang menentukan
bagaimana device-device dalam sebuah network bertukar informasi. Berikut dua tipe dasar protocol.
•    Routed protocol
      Merupakan protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah router. Routed protocol
memungkinkan router untuk secara tepat menginterpretasikan logical network.
Contoh dari routed protocol : IP, IPX, AppleTalk, dan DECnet.

•    Routing protocol
      Protokol-protokol ini digunakan untuk merawat routing table pada router-router.
Contoh dari routing protocol diantaranya OSPF, RIP, BGP, IGRP, dan EIGRP

   1. RIP    Routing Information Protocol.
       Distance vector protocol merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan.
RIP dibatasi hanya sampai  15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua
RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil.


   2. OSPF     Open  Shortest Path First.

       Link state protocol menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk
menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari
keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim. Jika terjadi
perubahan konfigurasi.OSPF cocok untuk jaringan besar.

  3. EIGRP     Enhanced Interior Gateway Routing Protocol.

Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke
jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol.
Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan.
Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.

  4. BGP

Merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk
merawat path-path ke jaringan lainnya. Up date-update dikirim melalui koneksi TCP.

     Routing Protocol

Terdapat tiga klas routing protocol
1. Distance vector

    Protocol distance-vector menemukan  jalur terbaik ke sebuah network remote dengan
menilai jarak.Route dengan jarak hop yang paling sedikit ke network yang dituju, akan
menjadi route terbaik. Baik RIP dan IGRP adalah routing protocol jenis distance-vector.
RIP dan IGRP mengirim semua routing table ke router-router yang terhubung secara lansung.

2. Link state 
Atau disebut juga protocol shortest-path-first, setiap router akan menciptakan
tiga buah table terpisah. Satu dari table ini akan mencatat perubahan dari network-network
yang terhubung secara langsung, satu table lain menentukan topologi dari keseluruhan
internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table.
OSPF adalah sebuah routing protocol IP yang sepenuhnya link-state. Protocol link-state
mengirim update-update yang berisi status dari link mereka sendiri ke semua router
lain di network.

3. Hybrid  Protokol
Hybrid menggunakan aspek-aspek dari routing protokol jenis distance-vector dan routing protocol jenis link-state--sebagai contoh adalah EIGRP.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar